Cerita Pohon Asam dan Pengemis

Cerita pohon asem dan pengemis ini adalah sebuah cerita anak atau cerita dongeng anak yang mempunyai pesan moral yang bagus bagi anak-anak anda. Dari sebuah cerita dongeng atau cerita anak seperti ini nilai pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh si anak daripada kita menkhotbahi anak dengan berbagai petuah dan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh anak anda. Secara lebih komplit cerita pohon asem dan pengemis sebagai berikut.

pohon asam
s) Di sebuah tepi jalan desa (nama desanya Asem manis) tumbuhlah sebuah pohon asam yang sudah cukup besar dan tinggi dengan daunnya yang rimbun dan buahnya yang banyak ketika lagi musim asam berbuah. Sering orang-orang yang melewati jalan tersebut menyempatkan diri untuk berteduh sejenak dari terik sinar matahari.

Pada suatu ketika ada seorang pengemis yang bernama Saman menyempatkan diri juga berteduh di pohon asam tersebut. “Nikmat sekali bertedh di bawah rindangnya pohon asam ini” gumam si pengemis. Kemudian Dia membuka bekalnya yang tinggal sedikit. Sambil makan dia bergumam seandainya dia mempunyai rumah sendiri dan halaman yang teduh pastinya akan nyaman sekali untuk istirahat di panas siang seperti ini. Si pengemis ini merasa dirinya seakan sendiri di dunia ini tanpa ada yang membantunya untuk hidup layak.

Mendegar gumaman si pengemis tersebut si pohon Asam akhirnya menyapa si pengemis. Si pengemis pun kaget dengan teguran si pohon asam, dia mencari-cari asal suara tersebut tetapi tidak ada seorangpun di sekitar tempatnya berteduh. Kemudian si phon asam pun menyapanya kembali, Hai kawan, “aku si pohon asam yang kamu gunakan untuk berteduh” si pengemis pun tambah kaget ternyata yang menyapanya adalah si pohon asam. “Jangan takut kawan, aku tidak menakutkan kok, nama kamu siapa kawan” lanjut si pohon asam. “perkenalkan namaku Saman” jawab si pengemis tadi. “Kok kamu bisa berbicara sih pohon asam” Tanya si Saman.

“ya,, mungkin ini mukjizat yang diberikan oleh Allah untuk saya supaya saya dapat mengetahui masalahmu dan semoga bisa membantumu” jawab si pohon asam. “Oh.. bagaimana kamu dapat membantu kesulitanku wahai pohon asam” si saman menjawab. “ yaa barangkali saja saya dapat membantunmu kawan, kira-kira kalau boleh tahu apa masalahmu sehingga kamu kelihatan risau gini kawanku” Tanya si pohon asam.

“Aku seorang pengemis yang tidak punya harta benda kawan, aku pengin nya hidup layak seperti orang lain, kira-kira apakah kamu bisa membantuku kawan, atau memberikan pendapat saran yang mungkin nanti dapat aku laksanakan” jawab si pengemis.

“hmmmmm… sebentar kawan aku coba renungkan smoga dapat ide yang bagus.. “ jawab si pohon asam. “oh iya kawan, gini kawan, aku kan mempunyai banyak buah nih,, seandainya buah asam di tubuhku ini kamu petik dan kamu jjual kan dapat menjadi uang yang dapat kamu gunakan untuk memulai usaha” lanjut si pohon asam. “ hmm ide bagus sobat, tapi kira-kira usaha apa yang sobat yang dapat aku lakukan nantinya” Tanya si saman.

“Kan udara disekitar sini kalau siang kan panas banget nih, sering banyak orang berteduh di bawah pohonku ini, nahh kamu kan dapat berjualan minuman es buah dari buah asamku atau sirup buah asam” jawab di pohon asam. Si saman pun berpikir dalam hatinya dia berkata, benar juga kata si pohon asam, mungkin ini dapat menjadi jalan hidupnya untuk dapat hidup lebih layak. “ide bagus sobat,, bener nih kamu tidak keberatan kalau buahmu aku petik untuk aku manfaatkan” Tanya si Saman. “ iya sobatku, silakan kamu ambil buah ku tersebut” jawab si pohon asam.

Mulai hari itu si Saman memetik buah asam dari pohon asam tersebut, si Pohon asam tersenyum puas ternyata dia dapat bermanfaat bagi orang lain dapat membantu si saman untuk tidak jadi pengemis lagi dan hidup mandiri. Setelah mendapat cukup modal kemudian si Saman membuka warung kecil untuk jualan es buah dan syrup buah asam di bawah pohon asam tersebut. Ternyata setiap hari si saman selalu kehabisan dan dagangannya laris manis.

Setelah mempunyai cukup banyak uang, si Saman pamit ke Sobatnya si Pohon asam untuk pergi merantau mencari pekerjaan yang lebih baik dan dia berharap semoga dapat lebih sukses dan dia ingin sekali membeli ladang yang ditumuhi pohon asam si sobatnya tersebut, Kemudian si Saman berpamitan ke si pohon asam, “ Sobat, kita akan berpisah sejenak ya,, mohon didoakan semoga aku diperantauan dapat lebi sukses dan aku ingin supaya dapat membeli ladang ini supaya kita bisa selalu bersama” kata si Saman. Si pohon asam pun sangat terharu dengan perkataan si Saman, dan dia pu berdoa demi kawan baiknya tersebut. Kemudian si Saman pergi merantau.

Sekitar 3 tahun si Saman merantau dan ternyata si Saman sukses dan kembali ke desa tersebut untuk menemui sobat karibnya si Pohon asam. Pertemuan kedua sahabat tersebut berlangsung menyenangkan. Kemudian sesuai janjinya, si Saman membeli ladang tersebut dan kemudian membangun rumah di dekat si pohon asam. Rumahpun segera dibangun dan si pohon asam tepat berada di pekarangan dekat pintu depan rumah si Saman, dengan harapan supaya mereka dapat selalu bertemu setiap saat.

Setelah berjalan begitu lama dan si saman sudah memiliki anak istri, kemudian si Saman berencana membangun pagar rumahnya supaya anaknya yang masih kecil aman dari lalu lintas di depan rumahnya. Ternyata pagar yang akan dibangun tersebut mengenai si pohon asam dan menurut pendapat para tenaga kerja yang akan mengerjakannya pagar tersebut tidak dapat berdiri dengan baik jika pohon asam tersebut tidak ditebang.

Kemudian si Saman pun meminta persetujuan sobatnya bagaimana kalau dirinya ditebang supaya pagar rumahnya dapat segera dibangun. Dengan hati yang sedih dan demi sobat karibnya, akhirnya si Pohon asam yang baik hati selalu menolong kesusahan si Saman ini pun di tebang. Kemudian pagar rumah pun selesai dibangun.

Setelah beberapa waktu beralih ke musim kemarau, halaman rumah si Saman terasa menjadi lebih panas karena tanpa ada perindang si pohon asam. Saman baru menyadari ternyata yang dilakukannya salah, dia telah mengorbankan sobatnya dan akhirnya sekarang halaman rumahnya panas sekali tak ada perindang yang menyejukkan seperti waktu dulu si pohon asam masih ada. Anak-anaknya pun menjadi tidak suka main dihalaman karena panas. Setelah menyadari kesalahannya tersebut, si Saman berusaha mengumpulkan sisa biji buah Asam dari Sobatnya Si Pohon asam kemudian dia menanam bibit tersebut dan berharap suatu saat nanti halamannya kembali rimbun seprti dulu kala. Hal ini dia lakukan untuk menebus kesalahannya terhadap sobatnya yang selama ini telah membantunya dalam berbagai hal hingga dia menjadi orang yang hidup layak layaknya orang-orang disekitarnya serta supaya halamannya kembali rindang lagi. Namun itu harus berlangsung lama karena bibit asam harus tumbuh dan memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk menjadi pohon asam yang besar dan rindang.

Sebuah kisah yang menggambarkan ketamakan manusia, selama ini dia telah dibantu sobatnya tetapi sobatnya sendiri malah dikorbankan untuk kepentingan pribadinya yang lain. Sudah menjadi kodrat manusia bahwa penyesalan datangnya belakangan dan ketika manusia menyadarinya kadang semua sudah terjadi dan terlambat. Selanjutnya upaya untuk mengembalikan apa yang telah ia rusak dan perbuat tidak semudah dan sesingkat ketika dia merusaknya seperti halnya kisah  cerita pohon asam dan pengemis di atas. Jaga kelestarian tumbuhan supaya lingkungan tetap sejuk, teduh, udaranya segar sehingga nyaman untuk ditempati


>>>>Jika anda berkenan silakan klik tombol Like Facebook atau tweet atau G+1 supaya teman-teman anda juga bisa membaca informasi dari blog ini Terimakasih.

Post a Comment

0 Comments